Langsung ke konten

Langsung ke daftar isi

Bahaya yang Meresahkan Setiap Orang Tua

Bahaya yang Meresahkan Setiap Orang Tua

MONA dan Adin adalah pasangan yang bahagia dan energik. Mereka mempunyai anak lelaki berusia tiga tahun yang cerdas dan sehat yang mereka asuh dengan baik. * Dalam dunia sekarang, hal itu tidak mudah. Ada berbagai kekhawatiran dan tanggung jawab yang tersangkut. Begitu banyak hal perlu diajarkan kepada anak-anak! Ada satu tanggung jawab yang khususnya menjadi perhatian utama Mona dan Adin: Mereka ingin melindungi anak mereka dari bahaya pelecehan seksual. Mengapa?

”Ayah saya pemabuk, pemarah, dan tak berperasaan,” kata Mona. ”Ia sering menghajar saya, dan mencabuli saya serta adik-adik perempuan saya.” * Banyak yang sependapat bahwa pengalaman demikian bisa menimbulkan luka emosi yang dalam. Tidak heran jika Mona bertekad melindungi putranya! Dan, Adin pun demikian.

Pelecehan anak meresahkan banyak orang tua. Bisa jadi Anda pun demikian. Tidak seperti Adin dan Mona, Anda mungkin belum pernah mengalami sendiri pelecehan serta akibat-akibatnya, tetapi Anda pasti pernah mendengar laporan yang mengejutkan tentang maraknya praktek keji ini. Di seluruh dunia, para orang tua yang pengasih merasa ngeri mengetahui apa yang terjadi atas anak-anak di lingkungan mereka.

Tidak mengherankan, seorang peneliti dalam bidang pelecehan seksual menyebut angka pelecehan anak sebagai ”salah satu temuan paling menggelisahkan pada era kita”. Kabar itu memang menyedihkan, tetapi apakah perkembangan seperti itu mengejutkan? Tidak bagi orang-orang yang mempelajari Alkitab. Firman Allah menjelaskan bahwa kita hidup pada masa penuh gejolak yang disebut ”hari-hari terakhir”, masa yang ditandai dengan meluasnya perilaku yang ”garang”, ketika orang-orang menjadi ”pencinta diri sendiri” dan tidak memiliki ”kasih sayang alami”.​—2 Timotius 3:1-5.

Pelecehan seksual merupakan problem yang menakutkan. Malah, ada orang tua yang merasa tak berdaya sewaktu memikirkan betapa kejinya orang yang mengincar anak-anak untuk dieksploitasi secara seksual. Namun, apakah problem ini terlalu berat untuk ditanggulangi orang tua? Atau, adakah langkah-langkah praktis yang dapat diambil para orang tua agar anak-anak mereka tetap aman? Artikel berikut akan mengulas pertanyaan-pertanyaan ini.

^ par. 2 Nama-nama dalam seri ini telah diubah.

^ par. 3 Pelecehan seksual pada anak terjadi sewaktu seorang dewasa menggunakan seorang anak untuk pemuasan nafsu seksualnya. Hal itu sering mencakup apa yang Alkitab sebut percabulan, atau por·neiʹa, termasuk meraba-raba alat kelamin, hubungan seks, dan seks oral atau anal. Beberapa tindak pelecehan​—seperti meraba payudara, melancarkan rayuan amoral secara terang-terangan, memperlihatkan pornografi kepada seorang anak, voyeurism (mendapatkan kepuasan seksual melalui sarana visual), dan secara tidak senonoh mempertontonkan anggota tubuh tertentu—​dapat digolongkan ke dalam apa yang Alkitab kutuk sebagai ”tingkah laku bebas” atau ’kenajisan yang tamak’.​—Galatia 5:19-21; Efesus 4:19.